Ketika kita berada di dalam rumah, kantor, atau bangunan lainnya, sering kita jumpai dinding yang retak dan bermasalah. Bentuk retakannya pun beragam, ada yang kecil hingga lebar. Mengapa demikian? Ternyata retak pada dinding ada beragam jenis, penyebab, dan cara mengatasinya loh. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahuinya agar tidak ada kesalahan penanganan saat menjumpai masalah ini.
Secara garis besar, terdapat retak struktural dan non-struktural. Retak struktural yaitu retak tarik dan tekan, mempengaruhi bangunan dan lebih sulit ditangani. Sedangkan, retak non-stuktural terbagi menjadi retak rambut dan retak seribu.
Retak Tarik
Retak tarik ini merupakan salah satu retak struktural yang sering dijumpai. Penyebab dari retak ini adalah:
Penurunan permukaan tanah dan gempa bumi yang membuat bangunan di atasnya mengalami pergeseran tanah
Pemadatan bagian bawah pondasi yang tidak merata
Erosi karena bagian bawah pondasi terdapat aliran air yang cukup deras
Gempa bumi dengan kekuatan kecil
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Ada beberapa cara, yaitu:
Melakukan plester pada tembok
Jika retakan tidak sampai bagian dalam, plasteran dapat dibongkar dan diganti dengan yang baru.
Setelah mengering selama 3 hari, tutup bagian tersebut dengan mortar acian putih.
Retak Tekan
Berikutnya adalah retak tekan yang lebih ramping namun cenderung vertikal akibat tekanan. Penyebabnya adalah:
Pembebanan yang terlalu berat pada dinding (biasa pada bangunan bertingkat)
Beban berat kerena kegagalan kolom ringbalk dalam menyalurkan beban secara merata hingga kolom sloof pondasi.
Cara mengatasinya juga ada berbagai cara tergantung dari penyebab dan tingkat permasalahannya. Yaitu:
Menambah jumlah kolom ringbalk (jika permasalahan karena kolom)
Buat pondasi baru yang berdekatan dan lakukan pemadatan tanah (jika akibat kegagalan pondasi)
Perbesar ukuran kolom jika memungkinkan
Retak Rambut
Nah, retak rambut ini adalah retak non-struktural yang juga sering kita jumpai karena kesalahan dalam mengaplikasikan plesteran. Rincinya, penyebab dari retak ini antara lain:
Cat yang digunakan tidak memiliki elastisitas yang baik.
Tingginya kandungan semen pada dinding atau plesteran yang terlalu tipis atau tebal.
Pengacian yang tidak sempurna, aplikasi pada saat dinding masih panas sehingga acian tidak menyatu dengan plesteran.
Lalu, cara mengatasinya bisa dengan melakukan penyiraman pada dinding terlebih dahulu sebelum diaci agar dinding lembap dan dingin. Selain itu, Anda juga bisa mengupas cat hingga lapisan plester atau acian, amplas dan bersihkan dinding dengan lap basah, lapisi celah dengan cat berbahan dasar air (wall sealer).
Retak Seribu
Yang terakhir ada retak seribu, yang terlihat seperti kulit telur yang retak sehingga sering disebut retak pecah telur. Penyebabnya adalah:
Aplikasi acian yang terlalu cepat pada plester yang belum berhenti menyusut.
Plester yang terlalu tebal atau karena kadar lumpur melebihi 5%.
Untuk mengatasinya tidaklah sulit, karena Anda hanya perlu mengisi retakan dengan mortar acian putih lalu amplas keesokan harinya. Tetapi, proses pengecatan baru bisa dilakukan 5 hari kemudian.
Nah, beberapa jenis di atas merupakan contoh yang paling sering dijumpai. Jika Anda menemukan jenis atau bentuk yang lain, ada baiknya segera mencari tahu penyebabnya dan mencari ahli yang dapat memperbaiki masalah pada dinding Anda. Untuk mendapatkan dinding yang bebas dari retak rambut, gunakan Super Mortar 3 in 1 dan Acian Plamir 2 in 1 3S.
Sumber: rooma.id
Comments